Salam damai dan sejahtera...Selamat datang di situs saya: M Che Anam's Blog

25 Februari, 2008

Menikmati Ayat-Ayat Cinta: Film & Novel

Mas anam, makasih banget atas novelnya. Buagus bianget!! Baca novel tu, aku jadi tambah malu sama kamu. Baru ja kelar bacanya. Sekali lagi, thanks…
14 okt 2006
16:06

Itulah sms yg aku terima saat pertama kali memberikan hadiah pada si Iyut. Alih2 penikmat Novel, sebelum membaca Ayat2 Cinta aku sama sekali belum pernah membaca buku novel. aku sering mengatakan ke teman2 klo aku malah dibuat pusing dng membaca buku2 cerita. mungkin karena aku sudah terbiasa baca buku2 berat/ilmiah.

Awalnya cuma ingin memberikan hadiah yg terbaik buat Iyut. Hobi beratnya adalah baca novel. aku pikir novel apa ya yg bagus. okelah aku ga tahu menahu ttg novel, tapi aku bisa tanya pada orang yg tahu ttg novel. akhirnya aku tanya sama si Guzee ttg novel apakah yg bagus. katanya Ayat-ayat cinta novel bagus dan bestseller, meski ia sendiri waktu itu belum membacanya.

setelah itu aku surfing ke internet(warnet)dan dapat resensi ttg buku tsb. baca resensinya, terbersit dalam pikiran "sepertinya buku itu memang buku bagus". aku langsung ke sosial agency utk membelinya. aku ingin memastikan sebelum buku tsb aku kirim bahwa buku itu benar2 buku bagus. dng dmk aku baca dulu buku itu. Aku memaksakan diri utk membacannya.

Heran, belum habis setengah membacanya aku sudah merasa kecanduan membaca novel itu. padahal awalnya aku cuma membaca karena terpaksa. aku merasakan cita rasa sastranya yg begitu tinggi. pesan yg ingin disampaikan oleh penulisnya dibawakan dng cara yg begitu memikat. emosiku pun akhirnya ikut terbawa.

kesan ttg Novel Ayat2 Cinta buatku adalah bahwa novel itu syarat dng Nilai pembangun Jiwa (terutama ditujukan buat bangsa Indonesia), Nilai-nilai Islam yg agung yg dibawakan oleh seorang sosok yg sangat mulia (fakhri)dan baru yg terakhir adalah Nilai kesucian arti cinta.

Kemaren aku dah menyaksikan filmnya. Film itu cukup bagus dan aku yakin siapapun yg menontonnya saat pertama kali akan sangat terkesan dan perasaan hatinya akan ikut terbawa. aku akui film itu sangat bagus.

Sayangnya film itu lebih ditekankan pada kisah cintanya semata. Setelah membaca novel dan akhirnya dapat menyaksikan film tsb aku merasakan ada sesuatu yg kurang, yakni nilai pembangun jiwa dan nilai2 keislaman yg sebenarnya tak kalah menariknya dan pentingnya jika dibanding hanya dng kisah cintanya.

Aku kurang begitu tahu siapa sutradaranya, produsernya dan kru pembuatan filmnya. tapi aku yakin jika orang2 yg ada dibalik pembuatan film tsb adalah orang yg memiliki kepedulian yg sangat tinggi thd bangsa ini, memiliki hasrat utk menjunjung tinggi nilai2 keislaman yg jarang bisa tersampaikan dng cara tepat, pastilah akan muncul film yg lebih komplit.

Terus terang, dng penekanan pada kisah cinta semata, sosok Fahri dalam film tsb juga tereduksi abis-abisan. Padahal dalam novel sosok fahri disajikan sbg orang yg benar2 sempurna dan memang hal ini disengaja oleh kang Abik utk menmpilkan seorang muslim yg bisa dijadikan sbg panutan/teladan. Tapi, bagaimanapun juga, film tsb layak mendapatkan apresiasi yg sebesar2nya. Seperti aku baca di deyik, sama sekali bukan pekerjaan mudah memfilmkan suatu novel.

Secara pribadi, membaca novel itu cukup mengesankan diantaranya adalah profesi aktor utama sbg penerjemah buku2 keislaman utk suatu penerbitan. Saat membaca buku tsb aku juga sedang menjalani profesi sbg penerjemah buku2 keislaman utk penerbit. Aku merasa suka dukanya selama menjalani profesi ini ia ketengahkan dng sempurna. Dari menetapkan tujuan, membuat target, berpacu dng waktu utk deadline, honorer buat penerjemah dll. semuanya ia ketengahkan dng sempurna. melalui penyajiannya yg sarat dng nilai sastra aku merasakan itulah yg aku sedang aku jalani dan aku rasakan saat itu sbg penerjemah.

Cerita ttg kekagumannya dng Said Nursi yg akhirnya ia angkat sbg judul tesisnya juga membuat apa yg aku rasakan selama ini ia angkat. Saat aku membaca novel itu sebenarnya aku sedang mengagumi seorang sosok Said Nursi dan aku sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ttg Said Nursi. Sebetulnya ada bbrp hal lainnya yg aku merasakan terdapat berbagai kesamaan dan ini membuat apa yg aku rasakan selama ini ia tuturkan dng sangat baik.

Sayangnya kesamaan2 ttg cerita dng apa yg aku jalani dan rasakan itu hanya ada dalam novel, sementara dalam film sama sekali tdk tersentuh.

Anonim mengatakan...

saya ingin menjadi seorang yang bisa di banggakan orang tua saya